Sedikit lebay judulnya brosis π gak tau kenapa tiba – tiba saja kangen sama kota Ponorogo. Sebenernya sih saya bukan asli orang sana, saya orang kediri asli bro (meskipun masih ada keturunan dari sana, loh pie to? mbulet π ). Tapi mungkin karena memang saya juga dapat istri orang Ponorogo, jadi ya sedikit demi sedikit saya mulai mencintai kota ini juga sebagi rumah ke – 2 saya. Selain alasan tersebut karena Ponorogo memang beda, menawarkan nuansa yang berbeda. Entah itu orang – orangnya, budayanya, tempat wisatanya, apalagi kulinernya π (panganan manehhh) .
Seperti yang kebanyakan orang tahu tentang Ponorogo, kota ini memang sangat kental akan budaya Jawa alias Kejawen. Bisa di maklumi karena kota ini dekat dengan keraton Solo dan Jogjakarta, jadi tak heran budaya adat Jawa sangat kental di kota ini. Cerita – cerita rakyat di kota ini juga sangat menarik untuk disimak, entah itu tentang asal – usul tari Reyog, tentang Warok Suromenggolo adik dari Bathoro Kathong sang pendiri kabupaten Ponorogo dan masih banyak lagi cerita – cerita rakyat, entah itu dongeng atau legenda yang selalu saja menarik untuk disimak.
Pada hari kamis kemarin, kerinduan saya akan kota ini sedikit terbayarkan karena saya ada suatu urusan mendadak yang mengharuskan saya segera untuk datang ke kota yang penuh dengan kenangan ini. Mulai memasuki gapura selamat datang, saya seperti masuk lagi ke masa – masa yang lalu saat saya masih bujang dan sebulan sekali ngapel ke rumah istri saya dulu π . Tak banyak berubah, masih seperti yang dulu hanya ada beberapa rubahan disudut jalan yang dulu belum dipasang trafict ligth sekarang sudah di pasang. Gak sempat foto – foto karena memang kemarin agak repot jadi urusan foto – foto agak di kesampingkan dulu, maklum bro ngantar ibu mertua ke rumah sakit.
Setelah selesai nganter ibuk mertua, saya pun berniat untuk membelikan suplemen herbal biar cepat membaik. Karena lama tak ke kota ini saya pun jadi agak bingung mau kemana buat beli suplemen herbal di sini. Akhirnya saya putuskan untuk menghubungi teman saya untuk numpang tanya sekalian silaturahmi. Setelah saling berbalas pantun sms, saya pun meluncr ke tempat yang disepakati untuk ketemuan. Setelah sampai di sebuah warung koi terkenal di kota ini, kami pun memesan dua cangkir kopi gathel (gantilan pothel). Ngobrol ngalor – ngidul kok ndak terasa udah satu jam, memang waktu itu kalau diisi dengan santai rasanya cepet banget. Setelah bertanya dimana tempat penjual suplemen herbal yang dimaksud, saya pun berpamitan untuk segera kembali lagi ke rumah mertua.
Saya pun ngegas si Athlete ke tempat penjual yang dimaksud teman saya. Setelah mendapatkan apa yang saya cari, saya pulang ke rumah dan istirahat sejenak. Sekitar jam 16.00 saya pun minta pamit untuk pulang ke Kediri. Agak berat memang meninggalkan kota ini, karena wis kadung cinta. Pengennya di sini terus tapi ya di Kediri masih ada kerjaan bisnis tiket online juga, lagipula kata orang – orang “arepo pie panggah penak nek omahe dewe” (bagaimanapun itu tetap enak dirumah sendiri). Ya meskipun begitu tetap saja kota ini selalu jadi rumah ke – 2 saya setelah Kediri. Ponorogo, cintaku tertinggal di kotamu… π
aseeeeek…
josshhhh…
kok jek panggah turing ae?kan ojobe wes neng kediri…
wingi pas enek urusan lek
saya seringkali ke Jetis mas. ke Tegalsari tapi dulu.. wes 5 tahunan belum kesana lagi.
istri saya rumahnya 200meter arah barat alun2 mas, jalan imam bonjol
[…] bulan penat nyari secentong nasi dan gak dapat libur panjang . Seperti yang pernah Axer tulis dulu di artikel ini, kota ini memang menyimpan berjuta kenangan bagi Axer. Makanya Axer senang sekali kalau berkunjung […]
memang ponorogo ngangenin mas ..hehe saya orang ponorogo kuliah di malang
ponorogonya mana mas
Somoroto mas sampeyan mana??
lek aku asli kediri mas, cuman istriku ndek jl.imam bonjol brotonegaran kono mas
Oalah bagian kotanya ya… mampir mas kalau ke ponorogo π (padahal saya jarang pulang)
insyaAllah, biasane aku ke ponorogo 2-3bulan sekali mas π